THE SCOPE PLANE

Bagian Scope secara fundamental ditentukan oleh bagian Strategy.
- Strategy menjadi Scope ketika Anda menerjemahkan Product Objectives dan User Needs ke dalam kebutuhan spesifik untuk konten dan fungsional yang ditawarkan produk kepada user.
- Structure akan mendefinisikan cara berbagai fitur dan fungsi website dapat sejalan bersama. Apa saja fitur dan fungsi tersebut merupakan Scope dari website. Misalnya, beberapa situs jual beli menawarkan fitur yang memungkinkan user untuk menyimpan alamat pengiriman sebelumnya, sehingga dapat digunakan kembali. Apakah fitur tersebut atau fitur lainnya, tercakup dalam website adalah bagian dari Scope.
Menentukan Scope pada proyek adalah proses penting yang menghasilkan produk yang bernilai. Anda dapat mengidentifikasi apa yang dapat ditangani sekarang dan apa yang harus menunggu dikerjakan nanti. Menentukan kebutuhan mendorong ambiguitas keluar dari proses desain. Menentukan kebutuhan fungsional dan konten mencakup:
- Apa saja fitur dan konten yang ada dalam aplikasi atau produk,
- Apa saja kebutuhan yang harus terpenuhi dan diselaraskan dengan tujuan strategis.
Mulailah penentuan Scope secara luas, lalu dipersempit, kemudian disempurnakan.
Scope dibagi menjadi:
- Kebutuhan Fungsional (Functional Requirements): Kebutuhan ini berkaitan dengan fungsi atau fitur dalam produk, bagaimana fitur bekerja satu sama lain dan bagaimana mereka saling terkait. Fitur-fitur ini adalah apa yang dibutuhkan user untuk mencapai tujuan.
- Kebutuhan Konten (Content Requirements): Kebutuhan ini berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan untuk memberikan nilai. Informasi dapat berupa teks, gambar, audio, video, dan lain-lain. Tanpa mendefinisikan konten, Anda tidak tahu tentang ukuran atau waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.
Beberapa pertanyaan yang perlu ditanyakan terkait konten:
- Apakah konten sesuai dengan tujuan atau sasaran website?
- Apakah konten sesuai dengan audiens?
- Apakah user Anda menemukan konten ini berguna?
Pada pendekatan sebuah proyek, ketahui konten-konten yang sudah ada di website dan jenis media lainnya (brosur, pamflet, dll). Adaptasi untuk website yang Anda bangun. Tentukan konten apa yang baik untuk dikembangkan dalam website, lalu buatkan konten untuk website tersebut. Tetapkan tujuan secara incremental (meningkat secara bertahap, secara teratur/ berkala) untuk menghindari Scope yang merembet tidak tentu arah: ada tahap awal, ada tahap tambahan berikutnya.
Dua alasan utama untuk serius dalam mendefinisikan kebutuhan adalah:
- Anda tahu apa yang sedang Anda bangun: Dengan Anda menentukan seperangkat kebutuhan, memungkinkan Anda untuk membagi pekerjaan lebih efisien. Lalu dengan melihat seluruh Scope yang dipetakan, memungkinkan Anda untuk melihat hubungan antara kebutuhan individual yang mungkin tidak terlihat.
- Anda tahu apa yang tidak Anda bangun: Banyak fitur yang terdengar sebagai ide yang baik, tetapi tidak selalu sejalan dengan tujuan strategis proyek. Tersedianya kebutuhan yang diidentifikasi dengan jelas, dapat memberi kerangka kerja untuk mengevaluasi ide-ide yang berdatangan, membantu memahami mana yang cocok dengan apa yang sudah Anda tentukan untuk dibangun. Dengan mengetahui apa yang tidak Anda bangun, juga berarti Anda tahun bahwa fitur itu tidak Anda bangun sekarang.

Sesuai dengan gambar di atas, kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi pada jadwal proyek saat ini, dapat menjadi dasar untuk timeline pada siklus pengembangan berikutnya.
Kebutuhan ada dua jenis, yaitu: Kebutuhan Fungsional (Functional Requirements) dan Kebutuhan Konten (Content Requirements). Pada bagian Fungsional, Anda memperhatikan apa yang dianggap sebagai satu kumpulan fitur dari produk software. Pada bagian Konten, Anda berurusan konten, domain tradisional dari kelompok editorial dan komunikasi pemasaran. Analoginya, fitur sebagai pemutar media untuk lagu, sedangkan konten adalah file audio lagu-lagunya.
THE STRUCTURE PLANE

Structure adalah bagian setelah Scope dan sebelum Skeleton. Contoh tugas pada setiap stage untuk halaman website belanja online:
- Pada bagian Scope, Anda telah menentukan Functional Requirements dan Content Requirements.
- Pada bagian Skeleton, Anda bisa menentukan penempatan elemen-elemen interface pada halaman checkout sebuah website; tetapi sebelumnya Structure akan menentukan bagaimana user sampai ke halaman itu dan ke mana mereka bisa pergi setelah selesai di halaman tersebut.
- Skeleton dapat menentukan pengaturan elemen-elemen navigasi yang memungkinkan user untuk menelusuri kategori produk; tetapi sebelumnya Structure akan menentukan apa saja kategori produknya.
Bagian Structure mendefinisikan/ menentukan:
- Bagaimana user berinteraksi dengan produk
- Bagaimana sistem berperilaku ketika user berinteraksi
- Bagaimana hal tersebut diatur, diprioritaskan dan berapa banyaknya.
Structure dibagi menjadi dua komponen:
- Interaction Design
- Information Architecture
Interaction Design mengacu dari Functional Requirements, yang mendefinisikan bagaimana user dapat berinteraksi dengan produk, dan bagaimana sistem berperilaku dalam merespon interaksi user. Dengan adanya Interaction Design yang baik, maka dapat:
- Membantu user untuk mencapai tujuannya.
- Dapat secara efektif mengkomunikasikan interaktivitas dan fungsionalitas (apa yang dapat dilakukan user).
- Memberitahu user tentang perubahan status (file telah disimpan, ada feedback kepada user) saat user berinteraksi dengan produk.
- Mencegah kesalahan user, seperti sistem meminta user mengkonfirmasi tindakan yang berpotensi berbahaya (misalnya menghapus sesuatu).
Information Architecture mengacu dari Content Requirements, yang mendefinisikan elemen-elemen konten, bagaimana mereka diatur untuk memfasilitasi pemahaman manusia terhadap informasi yang disajikan. Information Architecture yang baik dapat:
- Mengatur, mengelompokkan dan membuat prioritas informasi berdasarkan User Needs dan Business Objectives.
- Membuat produk mudah dipahami dan bergerak melalui informasi yang disajikan.
- Fleksibel untuk mengakomodasi pertumbuhan informasi dan beradaptasi dengan perubahan; sesuai dengan audiens.
Untuk merancang Information Architecture, Anda perlu melakukan pengaturan dan pengkategorian informasi, lalu diberi label dan mengatur navigasinya. Cara untuk melakukannya adalah dengan menggunakan sticky noted atau index card, dengan tambahan whiteboard atau tembok untuk tempat menempelkannya.
MODEL STRUKTURAL
Informasi dapat disusun dengan beberapa model.
1.. Hirarki



2. Sekuensial



3. Organik


LABEL
Dalam pemberian label, ketahui siapa yang menjadi audiens Anda. Ujilah label tersebut dengan bertanya kepada audiens. Contoh melakukan pengujiannya adalah dengan card sorting, baik secara online ataupun offline dengan bertemu langsung. Anda dapat menanyakan pertanyaan-pertanyaan rinci untuk mengetahui bagaimana user menemukan informasi dalam website melalui label yang Anda berikan. Misalnya untuk website institusi pendidikan: “Apa sajakah jenjang pendidikan yang tersedia?”, “Apakah syarat untuk melamar menjadi mahasiswa?”.
Beberapa contoh kategori dan label dari website berita.








REFERENSI
- Garret, J. J., 2011. The Elements of User Experience: User-Centered Design for the Web and Beyond, Second Edition. Berkeley: New Riders.
- User Experience, Harvard University, CSCI E-12 Fundamentals of Web Site Development, https://cscie12.dce.harvard.edu/lecture_notes/2018-spring/20180306/slide2.html
- Feature image: Photo by You X Ventures on Unsplash
Hits: 1713