Tak ada tempat yang tak indah di Sumba. Itu kata saya, selama jalan melihat tempat-tempat di sini.
Hari keempat, saya explore Sumba Timur,
- Kain Sumba di Kampung Kalu
- Savana Puru Kambera
- Air Terjun Tanggedu
- Bukit Warinding
Takjub rasanya ketika mendengar proses pembuatan dan pewarnaan kain yang memakan waktu berbulan bahkan tahun. Tak salah kalau pada akhirnya harga kain ini bisa ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Apresiasi tinggi untuk karya masyarakat Sumba.
Setelah dipanggil berkali-kali, akhirnya saya dan teman mau beranjak dari Kalu. Kainnya sih bikin nggak pengen pulang hahaha…
Sebelum menuju air terjun Tanggedu, saya mampir di savana Puru Kambera, karena rutenya yang searah. Foto-foto sedikit, maklum baru beli kain hehehe…
Untuk menemukan air terjun Tanggedu, kita harus berkendaraan kurang lebih 1,5 jam dari Waingapu. Sepanjang perjalanan cukup ekstrim, jalan yang belum di aspal, berdebu dan panas terik. Namun, pemandangan gunung-gunung dan langitnya indah sekali.
Setiba di parkiran, kita lanjut berjalan kaki sekitar 1 jam. Perjalan ini yang cukup menguras energi. Terik, tanpa pohon peneduh, jalan yang baik turun. Tetapi setiba di lokasi air terjun, ampunnnn…syukur sekali tidak kepikiran give up.
Sepanjang perjalanan kita mengobrol, “gilaaa…ini Ernest pas bikin film Susah Sinyal, gimana bawa kru kemari yah, wong kita cuma bawa badan aja udah gempor…” Beneran gila, apresiasi tinggi lagi buat Ernest Prakasa, Meira Anastasia dan seluruh timnya, berhasil sekali memperkenalkan Sumba dan menginspirasi banyak orang lewat film-film yang dihasilkan.
Perjalanan selanjutnya, Bukit Wairinding untuk menyaksikan matahari terbenam.
Perjalanan hari ini ditutup dengan ikan bakar di pelabuhan.
Views: 516