Hans Christian Andersen bilang, “To Travel is to Live”. Saya sepakat. Dalam rentang 365 hari per tahun, saya melakukan beberapa perjalanan dalam konteks “berlibur”, bukan bekerja. Tujuannya? Saya perlu mengisi jiwa dengan istirahat, bergembira, keluar dari rutinitas, merilekskan pikiran entah dengan memandang laut, bertemu orang baru, atau mencoba makanan baru.
Harga tiket penerbangan domestik mahal. Saya dan beberapa teman akhirnya memutuskan untuk melakukan perjalanan ke negara yang berdekatan dengan Indonesia. Setelah mempertimbangkan beberapa hal, pilihan jatuh ke Thailand dan Malaysia. Bersyukur dengan adanya penerbangan internasional dari bandara Silangit di Siborong-borong, akses ke luar negeri melalui Kuala Lumpur menjadi lebih mudah dan dekat. Perjalanan 6 hari dihabiskan untuk eksplorasi 2 kota: Phuket di Thailand dan Kuala Lumpur di Malaysia, sejak tanggal 31 Mei – 5 Juni 2019. Perjalanan ini dimulai dari Laguboti.
HARI 1: Terbang di atas Indonesia, Malaysia dan Thailand
- Perjalanan dari Laguboti ke bandara Silangit di Siborongborong. Waktu tempuh: 1 jam. Transportasi: kendaraan umum (angkot rute Porsea – Tarutung). Biaya: Rp. 30.000.
- Penerbangan dari bandara Silangit di Siborongborong ke KLIA2 di Kuala Lumpur, Malaysia. Waktu tempuh: 45 menit. Transportasi: Airasia. Biaya: Rp. 346.000 (pergi-pulang Silangit – Kuala Lumpur – Silangit).
- Istirahat di KLIA2 untuk menunggu penerbangan ke Phuket, Thailand. Makan siang 61 RM untuk 5 orang (sekitar Rp.210.000).
- Penerbangan malam hari dari KLIA2 ke Phuket International Airport di Thalang District. Waktu tempuh: 1 jam 30 menit. Transportasi: Airasia. Biaya: Rp. 996.000 (pergi – pulang Kuala Lumpur – Phuket – Kuala Lumpur).
- Perjalanan dari Phuket International Airport ke Patong, Kathu District. Waktu tempuh: 1 jam. Transportasi: minibus (dilengkapi AC). Biaya: 180 Baht atau sekitar Rp.87.000 (Untuk biaya lebih murah, pergunakan minibus yang terdapat di pintu keluar bandara. Kita hanya perlu sedikit menunggu sampai bus terisi penuh, kapasitas bus sekitar 8-9 orang).
- Check in di Magnific Guesthouse di Thanon Nanai (Nanai Road). Biaya: Rp. 1.854.100 (untuk 3 malam, kapasitas 5 orang). Posisi guesthouse ini sangat strategis karena dapat mengakses Banzaan Market, Jungcylon Mall dan Thanon Bangla (Bangla Road) dengan berjalan kaki.
- Makan malam mie kuah 60 Baht (sekitar Rp.29.000), bir lokal merk Chang 39 Baht (sekitar Rp.19.000).
HARI 2: Island Hopping di Koh Phi Phi
Hari kedua di Phuket dimulai dengan sarapan pagi. Mu ping (Thailand grilled pork) dengan sticky rice dan Thai tea yang dibeli diseberang penginapan. Meski jajanan pinggir jalan, rasanya enak, pas. Mu ping dan sticky rice seharga 40 Baht dan Thai tea seharga 20 Baht.
- Pukul 08:00 WIB, minibus yang menjemput kami tiba tepat waktu. Minibus dengan kapasitas sekitar 9 orang ini mengantarkan kami dari penginapan menuju dermaga untuk tur keliling Koh Phi Phi (Phi Phi Island).
- Biro travel yang kami pesan adalah Crystal Sea Marine. Sebelum berangkat, dilakukan briefing oleh tim pemandu. Fasilitas yang diberikan adalah perjalanan dengan speed boat, makanan dan minuman ringan untuk sarapan, makan siang dengan sistem buffet, buah dan minuman segar sepanjang perjalanan, dokumentasi foto dan peralatan snorkeling.
- Rute perjalanan adalah dari dermaga ke area Phi Phi Don. Perjalanan memakan waktu 1,5 jam.
- Persinggahan pertama adalah Monkey Beach, dilanjutkan dengan snorkeling, lalu makan siang.
- Setelah makan siang, perjalanan di lanjutkan mengitari area Phi Phi Ley:
- Viking Cave
- Pileh Lagoon
- Loh Samah Bay
- Maya Bay: lokasi syuting “The Beach”-nya Leonardo DiCaprio
- Khai Island
- Dari Khai Island, perjalanan kembali ke dermaga.
- Total biaya yang dihabiskan untuk 1 day trip di Koh Phi Phi adalah: Biaya trip 10.300 Baht, biaya masuk national park 400 Baht, dan jasa foto sudah termasuk burn ke DVD 300 Baht (1500 Baht dibagi berlima. Kita bisa meminta foto dalam grup, tidak perorangan).
- Perjalanan dengan Crystal Sea Marine diakhiri dengan pengantaran dengan minibus kembali ke hotel.
- Setelah membersihkan diri di penginapan, sore hari diisi dengan eksplorasi di Banzaan Market yang berjarak sekitar 300 meter dari penginapan. Jika pagi hingga siang Banzaan adalah fresh market, maka malam hari berubah menjadi area berisi makanan. Dengan harga yang sangat terjangkau, kita bisa menikmati aneka makanan Thailand seperti daging dan seafood, juga minuman segar, bahkan kue dan buah-buahan.
- Saya menghabiskan sekitar 130 Baht karena kalap, hehehe…
- Untuk membakar kembali semua makanan yang sudah masuk ke perut, kami memutuskan berjalan kaki mengeksplorasi aktivitas malam hari di Phuket. Mengunjung Thanon Bangla (Bangla Road), Jungceylon Mall dan Patong Beach. Duduk-duduk sambil mendengar suara ombak di Patong Beach sungguh membuat tubuh rileks.
HARI 3: Big Buddha, Tom Yum dan Sunset di Pantai
- Setelah puas (setengah puas tepatnya) menyinggahi beberapa pulau dan snorkeling di Phi Phi Island, hari ketiga di Phuket dimulai dengan perjalanan ke Big Buddha.
- Kami memutuskan menyewa motor untuk perjalanan di hari ketiga. Biaya sewa 1 motor adalah 150 Baht untuk penggunaan 24 jam. Pihak penyewa akan terlebih dahulu memastikan bahwa kita punya license berkendaraan (SIM), melakukan pengecekan kendaraan dan kapasitas bahan bakar pada kendaraan yang akan digunakan. Selanjutnya mereka akan memberikan sedikit briefing, terutama soal memarkir kendaraan. Total biaya untuk kendaraan adalah biaya sewa 150 Baht + bahan bakar 90 Baht (30 Baht per liter) atau sekitar Rp.115.000.
- Perjalanan dari Patong ke Big Buddha memakan waktu sekitar 1 jam menggunakan motor. Jalanan sangat baik dan dapat dicapai dengan panduan Google Maps pada smartphone. Namun, harus tetap berhati-hati karena jalanan yang naik turun.
- Big Buddha Phuket berada di dekat Chalong, didirikan di Nakkerd Hill. Nama resmi dari tempat ini adalah Phra Phutta Ming Mongkol Akenakiri yang berarti the gloriously honourable Buddha on the top of the hill of Naga (Nakkerd Hill). Patung Buddha berdiri setinggi 45 meter dan lebar 25.45 meter, menghadap laut dan jajaran pegunungan. Perlu diketahui, akses parkiran dan masuk area Big Buddha adalah gratis. Ketika memasuki ruangan di bawah patung Buddha, kita akan merasakan angin yang sangat sejuk meski ruangan tidak difasilitasi AC. Musik yang tenang, udara yang sejukdan aroma dupa, sungguh menenangkan.
- Setelah dari Big Buddha, kami beristirahat di satu dari beberapa cafe yang pemandangannya langsung menghadap laut. Saya sarankan, jika tidak ingin menghabiskan budget besar, sebaiknya cukup minum ketika singgah, karena harganya cukup mahal dibanding harga standard (wajar memang karena yang dijual adalah posisi cafe yang akses pemandangan ke lautnya sangat indah).
- Di sepanjang jalan menuju Big Buddha, kita akan menemukan beberapa tempat yang menawarkan wisata memandikan gajah. Gajah-gajah besar akan mudah ditemukan sepanjang jalan.
Saatnya bermain ke pantai. Kami menyinggahi Kata Beach. Karena siang hari, cuaca cukup terik. Puas mengambil gambar, kami melanjutkan perjalanan.
- Tiba di Karon Beach, dan memesan makan sore. Berdasarkan rekomendasi dan review di Tripadvisor, kami memutuskan untuk menikmati Tom Yum di Family Seafood Restaurant. Seporsi Tom Yum Seafood ukuran L (cukup untuk 5 orang) seharga 550 Baht (sekitar Rp.265.000). Harga tersebut belum termasuk nasi dan minuman. Jangan ditanya, Tom Yum-nya nikmat luar biasa.
- Pelayan di Family Seafood Restaurant sangat ramah, fasih berbahasa Inggris dan tak bosan memberikan penjelasan terkait makanan yang kami pesan, bahkan mengajarkan beberapa kata sapaan dalam bahasa Thailand.
- Posisi restaurant ini langsung berhadapan dengan pantai. Kita dapat makan sambil menikmati sunset di sini.
- Setelah kenyang, kami menghabiskan waktu sore dengan menikmati sunset di Karon Beach. Puji Tuhan, sunset sore itu sangat indah.
- Sehabis sunset, kami melanjutkan perjalanan ke Patong Beach dan menikmati malam di pantai dengan Sticky Rice with Mango. Makanan ini wajib dicoba jika berkunjung ke Thailand. Rasanya jangan ditanya, perpaduan ketan dengan santan dan potongan mangga yang manis, NIKMAT.
- Berhubung esok hari harus sudah meninggalkan Phuket, maka setelah Patong Beach, kami menyempatkan diri untuk berbelanja beberapa pernak pernik dan juga bubuk teh di Jungcylon Mall dan Starbucks. Saya senang sekali karena mendapatkan satu tumbler Starbucks yang unik, khas Thailand, bertuliskan “Muan Jai” yang berarti “wholehearted happiness” dalam bahasa Thailand bagian utara.
- Hari terakhir di Phuket ditutup dengan makan kembali di Banzaan Market. Sepertinya market yang satu ini menjadi salah satu kenangan paling manis dalam perjalanan di Phuket. Makanan murah, bersih, segar dan beragam.
Beberapa Catatan Sepanjang Perjalanan di Phuket
- Perjalanan di Phuket dan sekitarnya adalah perjalanan yang aman dan nyaman. Saat island hopping di Koh Phi Phi, para kru sangat telaten memastikan bahwa semua penumpang aman di dalam speed boat. Juga saat snorkeling, para kru selalu memastikan bahwa semua peralatan dipakai dengan benar. Saat di dalam air pun, para kru selalu mendampingi dan menolong ketika dibutuhkan.
- Sewa kendaraan tergolong murah, baik motor maupun mobil.
- Tidak ada gangguan sepanjang pengalaman mengendarai motor di Phuket. Hampir tidak pernah terdengar klakson atau suara motor yang ugal-ugalan.
- Pada setiap tempat wisata, hampir tidak ada biaya masuk dan parkir. Di pantai-pantai, kita bebas bermain tanpa dihalangi oleh tenda-tenda atau saung-saung yang menghalangi pemandangan.
- Masyarakat secara umum dapat menggunakan bahasa Inggris dasar untuk bertransaksi. Namun, jika pun tidak dapat berbahasa Inggris, biasanya akan ada orang di sekitar yang bersedia membantu komunikasi.
- Jika ingin berwisata dengan biaya terjangkau tetapi mendapatkan pengalaman yang menyenangkan terutama soal makanan dan penginapan, sering-sering Googling, dan jangan lupa memasukkan kata “CHEAP” dan “BEST” pada setiap keyword yang dimasukkan, hahaha… Berwisatalah yang moderate, bukan melarat 😉
Views: 340